Jumat, 15 Februari 2013

Pengorbanan Seorang Sahabat :)

Kringgg……!!!
“mama… jam berapa nich… kok jam ku udah bunyi…?
“Jam 7 kurang 10, nggak niat kesekolah kamu dwi?”
“what? Mati aku….!”
Ucap dwi pagi itu, dia bergegas mandi dan memakai bajunya walaupun tergesa-gesa.
Ia langsung menaiki mobilnya dan melaju dengan kecepatan yang cukup tinggi. Itu memang sudah menjadi kebiasaan Dwi.

Sesampai di sekolah, ternyata semua siswa sudah masuk. Dwi bingung dia harus bagaimana lagi. Sedangkan guru yang super duper jahat itu sudah ada di ruangan.
“ Haduw… bodoh banget dwi malah clingak-clinguk di situ ngapain lu?”
“mampus deh gue… gimana nih ton? Mana bu siska udah di dalem?”
“ ya cepetan lu masuk, malah clingak-clinguk di jendela, cepetan masuk… achh,,.. dasar lu udah kebiasaan”
“iya iya gue masuk… huh… Bissmilahirrahmanirrahim… ya Allah tolong hamba…”
“halah.. nggak usah lebay cepetan.”

Anton adalah sahabat Dwi. Walaupun dia tergolong anak yang nakal namun dia baik dan setia banget sama sahabatnya.
“tok..tok..tok…”
“MASUUUUKKK!”
“Bu anu… maaf saya terlambat… tadi… em… apa itu.. anu .. anu bu…”
“haaah… anu… anu… anu…! Berdiri di depan kelas….!!!!”
Yah. Itulah dwi. Memang dia mempunyai ciri khas. Dwy adalah anak yang keren, hampir semua orang mengatahui sikap Dwy. Namun di balik itu, dia termasuk anak yang suka jahil. Namun sebenarnya dia juga baik hati. Dia mempunyai 3 sahabat sejati selalu menemani dimanapun dia berada. Ketiga sahabat itu bernama, antaranya ya Anton, Dion, dan Andi. Mereka bersahabat dari kecil. Mereka berempat adalah sahabat sejati. Mereka satu geng.

 

Tapi memang, mereka berempat mempunyai kesalahan besar pada saat itu. Sebut saja Romy. Romi adalah musuh bebuyutan geng dari Dwy. Dia bersikeras menghancurkan ke-empat sahabat itu. Hingga pada suatu hari, saat Dion salah satu sahabat Dwy,sedang mengendarai motor hendak menuju toko buku,karena pada saat itu Dion ditugasi oleh Dwy untuk mengerjakan tugas dari salah satu dosen mereka, tiba-tiba tidak disangka para gerombolan Romi sedang merencanakan untuk menculik salah satu diantara mereka ber-empat. Tiba-tiba Dion dihadang oleh Romi dan teman-temanya. Otomatis Dion bingung. Dan Dion dibawa oleh Romi ke tempat tersembunyi. Disana Dion dipukuli oleh Romi dan teman-temannya. Lalu Romi menelfon Dwy yang sedang kebingungan mencari Dion.
“kalau loe mau Dion selamat potong kuping loe kasih ke gue!!” kalo loe gak ngasihin kuping loe ke gue,Dion bakal mati ditangan gue!!”
“oke-oke gue turutin kemauan loe,tapi please jangan sentuh Dion gua mohon sama Loe.”
“ok, gue tunggu loe di gudang sebelah markas kampus kita” jika loe ugak dating , jangan ngarep loe bisa ngeliat Dion lagi, CAMKAN kata-kata gue nie, gue gak main-main.”

Lalu Dwy merasa bingung, dia berpikir “ apa yang harus aku lakukan, apa aku harus memotong telingaku? Tapi jika tidak pasti nyawa Dion akan terancam, aku harus bagaimana?” tiba-tiba Dwi mengambil silet yang ada di meja kamarnya dia mengatakan “ DEMI SEORANG SAHABAT…. AKU RELA….” terdengar bunyi
“ CRAAASSHHH” terlihat darah mengucur deras dari telinga Dwy. “accchhhrrr”” jerit Dwy saat itu.
Dengan terbata-bata dia mengambil plastic kecil dan memasukan daun telinganya kedalam plastic itu.
***

Dilain tempat, dion sedang bingung bagaiman dia harus melarikan diri. Lalu dia mengambil kawat untuk mengotak-atik pintu yang terkunci agar bisa terbuka. Dan “ yeaaahhh…?” pintu itu terbuka. Dion bisa membuka pintu itu. Bergegas ia melarikan diri dari tempat tersebut. Dengan berhati-hati dan berharap geng Romi tidak mengetahui Dion kabur. Dan akhirnya Dion bisa keluar dari tempat tersebut dan dia segera menuju ke rumah Dwy.
***

Sesampai dirumah Dwy, ternyata disana hanya ada Anton dan Andi. Dion melihat teman-temannya sedang kebingungan. Lalu Anton bertanya kepada Dion
“ Yon, gue bener-bener gak tau, sebenarnya ada apa??”
“ ceritanya panjang, gue gak bisa ceritain sekarang. Yang penting dimana Dwy sekarang??? Please..”
“ oke… okee… gue juga gak tau dimana Dwy. Tapi tadi gue lihat ada darah di kamarnya. Gue juga bingung cari Dwy sampe sekarang, gue takut dia kenapa-kenapa…”
“ ya TUHAN… jangan-jangan……???? Ayo ikut gue sekarang…….”
Dengan hati yang amat gelisah, mereka pergi ke gudang tempat markas si Romy dan kawan-kawannya.

Sesampai disana mereka menemukan banyak mobil polisi dan beberapa mobil ambulance. Dion, Anton, dan Andy langsung bingung. Lalu Andy bertanya kepada salah satu polisi
“ pak, ada apa ini!”
“kami menemukan 1 mayat dan tersangka penganiayaan”
“ dimana mayat itu pak!” mungkin saja kami kenal”
“ ya, di dalam ambulance”

Betapa kaget mereka. Ternyata itu adalah Dwy sahabat mereka. Lalu mereka bertiga langsung memeluk mayat yang Dwy yang penuh darah. Dan Dion melihat telinga Dwy telah tiada. Dion ingat kata-kata Romy saat menelfon Dwy,
(“kalau loe mau Dion selamat potong kuping loe kasih ke gue!!” kalo loe gak ngasihin kuping loe ke gue,Dion bakal mati ditangan gue!!”)

Dan Dion sadar. Dwy rela memotong telinganya hanya untuk keselamatan dia, dan sahabat-sahabatnya. Lalu Dion menangis. Dia dan teman-temannya lalu memakamkan Dwy saat keesokan harinya. Saat jenasah Dwy dimasukan ke liang lahat Andi, Dion, dan Anton berkata
“ dwy, sahabatku… walaupun kau sudah tiada, namun semangatmu kan ada di hati kami selamanya. Kami akan selalu mendoakanmu.semoga kau tenang di alam sana. Suatu saat kita pasti akan bersama dan berkumpul lagi….” Ucap mereka sambil meneteskan air mata.